puisi 

Puisi-puisi Faris Al Faisal

Faris Al Faisal lahir dan tinggal di Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Dewan Kesenian Indramayu. Karya fiksinya adalah novella Bunga Narsis (Mazaya Publishing House, 2017), antologi puisi Bunga Kata (Karyapedia Publisher, 2017), kumpulan cerpen Senja di Taman Tjimanoek (Karyapedia Publisher, 2017), dan novelet Bingkai Perjalanan (LovRinz Publishing, 2018). Puisi, cerma, cernak, cerpen dan resensinya tersiar berbagai media cetak dan online.

 

Pasir-pasir Pantai

 

 

di pasir-pasir pantai yang putih berkilau-kilau

angin melukiskan rindu di butir-butirnya

memahat kenang di cangkang-cangkang kerang

bersama lokan dalam nyanyi gemuruh

lelaki-lelaki yang tubuhnya dibakar matahari

berkeringat garam dalam aroma lautan

membisikkan arus dalam belantara sunyi

tentang ikan-ikan yang sekarat dalam jerat

perahu yang berkejaran dengan ombak

melompat-lompat di kepalaku

membawa muatan kisah masa lalu

yang terdampar di hamparan pasir-pasir

tumbuh menjadi karang yang selalu dikenang

 

Indramayu, 2018

 

 

Situs Jung Java

 

1

perahu dengan empat tiang layar terpancang

papan-papan lambung berlapis empat

orang-orang jawa dulu mengarungi samudera

berlayar ke tanjung harapan ke madagaskar

alfonso de albuquerque menyaksi di laut jawa

jung java menguasai jalur rempah-rempah

pelayaran antara maluku dan malaka

pelaut-pelaut portugis berambisi menguasai

maka berangkatlah pati unus ke malaka

berkendara jung java sebagai armada demak

raksasa laut jawa yang menakutkan

tak mempan dipukul meriam

menciutkan nyali portugis

 

2

seluas laut jawa yang menghampar biru

langit menurunkan hujan kenangan

jung java seakan larung dalam pusarnya

sultan-sultan jawa menarik armada

masuk ke daratan ke rimba belantara

kapal-kapal eropa hilir mudik patroli

jalur perdagangan rempah dimonopoli

gelora laut jawa dihantui makhluk asing

kekayaan nusantara diangkut ke benua lain

pulau-pulau nan eksotik dirambah

mercusuar dibangun untuk navigasi

kolonial silih berganti

 

3

“kemana kutemukan situs jung java?”

sedalam palung jawa kuselami dasarnya

di antara karang-karangnya kuselidiki

di manakah wujudmu lajur terbujur

hanya catatan diego de couto kutemukan

mengukir masa kejayaanmu di samudera

lalu dalam relief dinding borobudur

kudapati bentukmu yang anggun

tetapi sejuta kenang begitu merenjana

mengharap entah pada masa kapan

pelaut-pelaut jawa membangkitkanmu

 

Indramayu, 2018

 

 

Gelora Laut Jawa

 

lautan dangkal yang dilayari kapal-kapal pada tahun 1942

saat perang dunia berkecamuk di sepanjang laut jawa

menorehkan luka pada terumbu tempat ikan memadu cinta

battle of java sea, sebut para ahli sejarah

lokasi nahas bagi rear admiral karel doorman

serta dua ribu lebih serdadu terkubur dalam bangkai

kapal-kapal perang yang penuh lubang meriam

terbelah dilumuti sisik dan kerang

terbujur terdiam sedalam palung pusaran waktu

menyaksi ganasnya laksamana muda takeo takagi

melepas torpedo-torpedo ke lambung de ruyter

berambisi menginvasi pesisir utara pulau jawa

pesisir keruh penuh lumpur penjajahan

air laut bercamur darah perlawanan

 

laut jawa bergelora siang dan malam seperti akar bakau

menghujam lumpur berpasir jauh ke dalam tubuh

merasuk pada jiwa orang-orang pantai utara

mengangkat senjata seperti perlawanan raden wijaya

mengusir pasukan kubilai khan kembali ke daratan

pesisir kembali berpasir dan angin pantai mendesir

kapal-kapal pencari ikan tumbuh di muara

pergi ke kepulauan seribu, karimun atau masalembo

menaksir rumah-rumah ikan di pedalaman

pelelangan-pelelangan menawarkan nasib

seperti penari dombret menyambut nelayan

pesta laut digelar saban tahun

orang-orang pantai ganti memberi makan ikan

sebagai balasan yang tak terkatakan

 

laut jawa masih bercerita tentang geloranya

pada kapal-kapal yang terbelah dan karam

nelayan pulang hanya tinggal nama

meninggalkan segenggam garam di dapur

 

laut jawa adalah air kehidupan yang terus berpusar

melingkari arus yang membawa perahu harapan

ombaknya meninggi setinggi mimpi para pelaut

menegakkan tiang layar mengarungi lautan

 

Indramayu, 2018

 

 

 

 

 

 

Related posts

Leave a Comment

14 + seventeen =